Pas diwarnet(maklum lom punya modem) tak sengaja saya nemuin sebuah situs tentang bagaimana caranya agar cewek tampil PD dengan tank top meskipun lengan tangan besar. Saya pun tanpa ba..bi..bu..tulis komentar “berpakaian menutup aurat (kerudung plus jilbab) adalah solusi cerdas bagi cewek tanpa harus meributkan ukuran lengan, sekali lagi bagi cewek yang cerdas(tak ulang biar mantaap…). Dan klimaknya bisa sahabat tebak(loh kok malah tebak2an) masing-masing bertahan pada pendapatnya. Situs tersebut menyatakan bahwa kita harus menghargai pilihan orang dalam memilih pakaian. Saya pun tidak keberatan karena pendapat tentang kerudung dan jilbab itu juga pendapat pribadi ,sebagai seorang perempuan muslim tentunya.
Ukhtifillah semua yang saya cintai! (jiaah masih aja sempet-sempet ngegombal? Wataw!!) To the point aja zaa, antum suka perhatiin kondisi anak muda zaman sekarang kan? (termasuk kalian juga tentunya, hehe..) Coba deh cek di daerah terdekat. Hitung seberapa banyak ukhti-ukhti yang aktif pake jilbab,dikit banget kan... pas tak tanya ”jilbabpe kok nggak dipake je..? “Duh nggak usah repot-repot peduli sama aku, yang penting aku nggak nyusahin orang lain!” pernah juga ada cewek yang taktanya: “Kenapa kamu nggak pake kerudung. Padahal kan kamu tahu perempuan seumur kamu wajib menutupi aurat?” Eh, dia bilang: “Aku nggak munafik kayak cewek-cewek yang pake kerudung itu. Mereka pake kerudung padahal hatinya busuk.pepatah lama bilang”nduwur kerudung ngisor warung” Aku sih ada apanya, eh apa adanya sesuai dengan kata hati. Nantilah kalo udah tobat baru pake..Slow ajah ah.. mumpung masih muda hehe..”. jatuh nggak tuh… amit-amit gue! Dan parahnya yang bikin saya nangis.. ada yang ngomong ”kalau pake jilbab seperti mereka entar takutnya menimbulkan fitnah”,mbokku bilang ”ra umum nok..engko malah dikiro melu jaringan teroris” waduh..nangis lagi...
Memang sih perempuan berkerudung belum tentu hatinya juga ‘berkerudung’ alias alim. Tapi kalo terus-terusan ngikutin kata hati dan hawa nafsu dijamin nggak bakalan ada usaha untuk jadi lebih baik. Saya belum jadi orang tua aja udah sutris duluan kalau-kalau nanti punya anak tantangan untuk mendidiknya pasti berat cuy. Hwach nggak kebayang! Sistem kapitalisme udah bener-bener meracuni anak bangsa! “Asal hati senang urusan yang lain di abaikan!” Musibah deh…
saya baru menyadari kalau sebagian wanita yang menggunakan kerudung hanya karena sekedar disuruh atau diwajibkan oleh orang tua, tempat belajar atau tempatnya bekerja. Jika telah keluar dari ‘aturan’ itu, maka lepas pula kerudung yang menutupi kepalanya. Mungkin karena itulah kain-kain itu tidak menutup secara benar dikepala dan dada mereka. malahan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai kosmetik ini-itu demi mendapatkan kulit yang putih tetapi enggan memutihkan hatinya, Mereka begitu khawatir akan segala hal yang bisa merusak kecantikkannya, tetapi tak khawatir bila iman dan hatinya yang bersih ternoda oleh noda-noda hitam kemaksiatan – semoga Allah Memberi mereka petunjuk -.
Saya juga pernah berpikir dan bertanya-tanya, bahwa orang-orang memakai cadar dan berjilbab lebar apakah tidak kepanasan dengan seluruh atributnya? Apakah tidak repot jika hendak keluar dimana mereka harus memakai seluruh kain panjang tersebut? Mulai dari baju, jilbab yang lebar, masih harus ditambah memakai kaus kaki! Ah! Dan di balik jilbab itu, ternyata masih ada jilbab lagi! Dan… apakah mereka bisa melihat dari balik cadar yang menutup matanya?
Untuk yang satu ini, waktu tidak cukup untuk menjawab semua pertanyaan itu. Karena butuh pengetahuan lain yang merasuk ke dalam hati untuk mendapatkan jawabannya. Pengetahuan akan indahnya Islam dengan segala pengaturan yang diberikan oleh Allah. Pengetahuan akan surga yang begitu indah dan damai dengan segala kenikmatannya. Pengetahuan bahwa surga tidak akan tercium oleh wanita yang mengumbar-umbar aurat di depan khalayak. Pengetahuan bahwa penghuni neraka yang paling banyak adalah wanita. Oleh karena itu kerepotan itu bukanlah kerepotan, melainkan sebuah usaha. Usaha dari seorang wanita muslimah untuk menggapai surga-Nya. Untuk bersanding dengan suaminya kelak ditemani dengan bidadari cantik lainnya. Panas dari jilbab itu bukanlah rasa panas yang menyesakkan pikiran dan dada. Akan tetapi hanya sepercik penguji jiwa yang dapat meluruhkan dosa-dosa kecil dari seorang insan wanita. Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa setiap kesusahan yang dialami muslim merupakan peluruh bagi dosa-dosanya.
So, dari beberapa contoh di atas bisa terlihat Apabila seseorang mengakui dirinya sebagai muslimah, maka sudah ada aturan khusus tentang tata cara berpakaiannya. Jadi tidak bisa semau gue atas nama kebebasan memilih atau bahkan memakai dalih HAM.
Cara berbusana cewek modern
Ukhtifillah yang saya hormati..banyak remaja salah mengira kalau modern itu adalah berpakaian yang mengumbar aurat. Tank top, rok mini, you can see , bahkan pusar pun diobral adalah gaya berbusana cewek modern. Orang yang berpendapat begini pasti sedang mabok ckckck.. . Coba deh kamu perhatikan film kartun Flinstone yang settingnya adalah zaman batu. Atau mungkin film Robin Hood dan Xena yang settingnya adalah zaman kuno abad pertengahan. Baju yang dipakai di sana sangat minim, hampir semua aurat terutama pemeran cewek diobral semua.
Terus, gimana dong dengan beberapa suku di Indonesia yang pakaian tradisionalnya adalah koteka ? Coba deh kamu lihat, bagaimana kehidupan dan tingkat berpikir suku tersebut. Seharusnya menjadi tugas bersama untuk membina suku-suku pedalaman yang masih awam terhadap Islam dan hukum menutup aurat. Bukan malah dijadikan tontonan sebagai aset pariwisata dengan alasan melestarikan budaya bangsa. Kasihan mereka. Bayangkan bila kamu yang di posisi mereka berpakaian, minim kemudian menjadi bahan tontonan. Pasti rasanya tak nyaman.
Tak ada orang yang bilang kalo mereka hidup di zaman modern. Yang ada adalah mereka hidup di zaman batu, kuno, jadul dan yang utama jahiliyah alias bodoh. Yang namanya modern adalah ketika manusia itu jelas bedanya dengan binatang yaitu ketika akalnya dimanfaatkan secara sempurna. Akal inilah yang menuntun manusia untuk mempunyai malu dan iman. Jika malu dan iman ada maka otomatis manusia akan memilih busana yang menutup aurat sebagai gaya berbusananya.
Hal ini pas banget dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dalam QS an-Nur: 31 dan al-Ahzab: 59 bahwa kerudung dan jilbab adalah pakaian muslimah bila mereka keluar rumah. Rasional dan masuk akal, itulah ciri-ciri Islam. Termasuk juga dalam mengatur cara berbusana perempuan, Islam jauh lebih modern daripada agama ataupun ideologi dan budaya mana pun di dunia ini. Ini karena memang Islam diturunkan oleh yang Mahamenciptakan manusia sendiri, jadi Ia pula yang berhak mengaturnya.
Di atas semua itu, modern atau tidaknya seseorang bisa dilihat dari pola pikirnya. Pola pikir inilah yang akan menentukan pola sikap dia termasuk dalam hal memilih pakaian. Jadi meskipun gelar selangit, rumah di kawasan elit, mobil keluaran terbaru tapi memakai rok mini dan tank top, sudah langsung bisa dilihat kualitas pola pikirnya. ”jaman batu dan jadul”Semua materi duniawi yang disebutkan tersebut cuma aksesoris saja, tidak menyentuh intinya.
Jilbab, pakaian modern
Ukhti.., jilbab itu pakaian perempuan modern dan beradab. Dari busana ini pula, terlihat identitas seseorang apakah ia muslim atau bukan. Jilbab adalah pakaian takwa yang merupakan bukti tunduknya seorang hamba kepada penciptanya. Siapa saja yang memperolok pakaian takwa ini, itu artinya ia juga memperolok Sang Pencipta yang menurunkan aturan tersebut.
Tak jarang muslimah berjilbab mendapat cobaan berupa suara-suara miring semisal disebut ‘sok alim-lah’, ‘sok suci’, dan berbagai sebutan lainnya. Biar saja, Non. Daripada harus menjadi orang yang sok kafir dan menjadi pembangkang perintah Allah, itu jauh lebih buruk dan hina untuk dilakukan. Cuekkin saja.. Itu biasa, romantika hidup Non... Nggak seru rasanya kalo hidup cuma lurus-lurus aja. Hmm.. coba deh telusuri jln paris, pasti capek deh rasanya.(smua juga tau den). Jadi, kalo pun ada cibiran dan cemoohan dari kawan-kawan kita, anggap aja bumbu dalam kehidupan ini.
Ukhtifillah, berjilbab itu indah. Tapi bukan karena lantas terlihat indah ini kita mau berjilbab. Betapa banyak perempuan berkerudung karena setelah mematut diri di depan cermin, mereka merasa lebih cantik. Jadi ketika berkerudung (apalagi kalo sampe berjilbab) membuat dirinya tidak terlihat cantik, maka orang semacam ini tidak akan mau berjilbab. Banyak sekali ungkapan yang menyatakan enggan berjilbab karena pakaian tersebut hanya akan membuat dirinya terlihat gemuk dan tidak menarik. Meskipun tahu bahwa jilbab adalah perintah Allah, mereka lebih mementingkan apa kata manusia daripada kata-kata atau firman Allah. Semoga kamu bukan tipe perempuan seperti ini.
Berjilbab, mutiara dalam etalase
Pernah ikut pengajian FSRIP kan.., dulu Ustadz Arruman pernah berkata”perempuan berjilbab ibarat mutiara indah dalam etalase. Orang yang lalu-lalang bisa melihat tanpa bisa menyentuh, apalagi menodai. Mutiara ini hanya bisa dibeli dengan harga mahal dan seizin penjualnya. Tak jarang mutiara dalam etalase ini dilengkapi dengan kunci pengaman agar terjaga kemurniannya.
Dan perempuan yang tidak berjilbab. Mereka ini ibarat mutiara yang diobral di kaki lima.(tak ulang biar mantaap”kaki lima mbak”) Semua orang tidak hanya bisa melihat, tapi juga menyentuhnya. Tak jarang tangan-tangan yang menyentuh mutiara tersebut ternyata bernoda sehingga membuat si mutiara tak lagi putih cemerlang. Cacat-cela pun hinggap di permukaannya yang indah. Bila si penjual lengah, bisa jadi ada maling yang menyusup dan mencuri mutiara itu dari tempatnya berada.
Ya, mutiara dalam etalase adalah muslimah berjilbab yang hanya bisa disentuh oleh laki-laki beriman yang berani mengucapkan akad nikah di depan wali dan saksi. Nama Allah sebagai jaminan bahwa laki-laki ini akan menjaga si muslimah hingga kelak dipertanggungjawabkan di hadapan pengadilanNya. Mutiara ini terjaga kehormatan dan harga dirinya, setara dengan upayanya untuk tunduk pada aturanNya pula.
Dan Mutiara kaki lima, kita semua sudah tahu bagaimana nasibnya. Di antara kedua pilihan ini, muslimah cerdas pastilah tahu harus memilih yang mana. Karena sudah sunatullah bahwa Allah akan memasangkan wanita baik-baik dengan laki-laki yang baik pula, begitu sebaliknya (QS an-Nur: 36). Ini adalah janji Allah. Tapi seorang muslimah salihah bukan tujuan tersebut yang menjadi incarannya. Ridho Allah adalah segalanya di atas semua tujuan. Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu, seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Yuk sama-sama nyanyi..Syukuri apa yang ada ...hidup adalah anugrah..yap,Syukurilah sebagai nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu.
Jadi, mulai sekarang luruskan niatmu bila sebelumnya ada niat lain mengotori keputusanmu untuk berjilbab. Oya, kalo baru sebatas bisa berkerudung, tingkatkan untuk bisa mengenakan kerudung plus jilbabnya (semacam baju kurung yang longgar, lebar dan tebal). Yakin deh, niat-niat duniawi itu umurnya tidak bertahan lama. Betapa banyak muslimah yang berkerudung (termasuk yang mengenakan jilbabnya) karena sekadar ingin agar segera bisa bersuami, setelah nikah menanggalkan kerudungnya, termasuk jilbabnya. Karena tujuannya sudah tercapai, buat apalagi memakai kerudung dan jilbab? Ightifar lagi non..
Namun bila yang menjadi tujuan adalah ridho Allah semata, apa pun halangan dan rintangan yang menghadang karena keputusannya dalam berjilbab, hal itu tak akan menggoyahkannya. Sebaliknya, ia akan semakin tegar dalam mempertahankan identitasnya sebagai muslimah berjilbab. Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.
Semoga maksud saya dalam tulisan ini sama dengan perkataan Nabi Syu’aib dalam firmanNya Q.S hud ayat 88,yang artinya:”Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama Aku masih berkesanggupan dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku beryawakal dan hanya kepada-Nya-lah Aku kembali.
Jadi para ukhti muslimah, jangan cuma berkerudung aja, tapi tingkatkan levelnya untuk juga berjilbab sampai maut menjemput.Insya Allah, bakalan keren deh.. karena menunjukkan karakter positif seorang perempuan yang punya prinsip. Kamu tak akan pernah diombang-ambingkan oleh tren mode berbusana jahiliyah berkedok modern. Karena tren berjilbab adalah mode busana everlasting yang kata iklan kaos”peka zaman”. Oleh karena itu, tak ada pilihan lain bagi seorang perempuan yang sudah meng-azzamkan diri atau bertekad kuat menjadi seorang muslimah kecuali berbusana sesuai dengan yang ditentukan oleh Islam. So, ayo berjilbab mulai sekarang! jempol deh!!!
Ukhtifillah semua yang saya cintai! (jiaah masih aja sempet-sempet ngegombal? Wataw!!) To the point aja zaa, antum suka perhatiin kondisi anak muda zaman sekarang kan? (termasuk kalian juga tentunya, hehe..) Coba deh cek di daerah terdekat. Hitung seberapa banyak ukhti-ukhti yang aktif pake jilbab,dikit banget kan... pas tak tanya ”jilbabpe kok nggak dipake je..? “Duh nggak usah repot-repot peduli sama aku, yang penting aku nggak nyusahin orang lain!” pernah juga ada cewek yang taktanya: “Kenapa kamu nggak pake kerudung. Padahal kan kamu tahu perempuan seumur kamu wajib menutupi aurat?” Eh, dia bilang: “Aku nggak munafik kayak cewek-cewek yang pake kerudung itu. Mereka pake kerudung padahal hatinya busuk.pepatah lama bilang”nduwur kerudung ngisor warung” Aku sih ada apanya, eh apa adanya sesuai dengan kata hati. Nantilah kalo udah tobat baru pake..Slow ajah ah.. mumpung masih muda hehe..”. jatuh nggak tuh… amit-amit gue! Dan parahnya yang bikin saya nangis.. ada yang ngomong ”kalau pake jilbab seperti mereka entar takutnya menimbulkan fitnah”,mbokku bilang ”ra umum nok..engko malah dikiro melu jaringan teroris” waduh..nangis lagi...
Memang sih perempuan berkerudung belum tentu hatinya juga ‘berkerudung’ alias alim. Tapi kalo terus-terusan ngikutin kata hati dan hawa nafsu dijamin nggak bakalan ada usaha untuk jadi lebih baik. Saya belum jadi orang tua aja udah sutris duluan kalau-kalau nanti punya anak tantangan untuk mendidiknya pasti berat cuy. Hwach nggak kebayang! Sistem kapitalisme udah bener-bener meracuni anak bangsa! “Asal hati senang urusan yang lain di abaikan!” Musibah deh…
saya baru menyadari kalau sebagian wanita yang menggunakan kerudung hanya karena sekedar disuruh atau diwajibkan oleh orang tua, tempat belajar atau tempatnya bekerja. Jika telah keluar dari ‘aturan’ itu, maka lepas pula kerudung yang menutupi kepalanya. Mungkin karena itulah kain-kain itu tidak menutup secara benar dikepala dan dada mereka. malahan wanita zaman sekarang yang sibuk memakai kosmetik ini-itu demi mendapatkan kulit yang putih tetapi enggan memutihkan hatinya, Mereka begitu khawatir akan segala hal yang bisa merusak kecantikkannya, tetapi tak khawatir bila iman dan hatinya yang bersih ternoda oleh noda-noda hitam kemaksiatan – semoga Allah Memberi mereka petunjuk -.
Saya juga pernah berpikir dan bertanya-tanya, bahwa orang-orang memakai cadar dan berjilbab lebar apakah tidak kepanasan dengan seluruh atributnya? Apakah tidak repot jika hendak keluar dimana mereka harus memakai seluruh kain panjang tersebut? Mulai dari baju, jilbab yang lebar, masih harus ditambah memakai kaus kaki! Ah! Dan di balik jilbab itu, ternyata masih ada jilbab lagi! Dan… apakah mereka bisa melihat dari balik cadar yang menutup matanya?
Untuk yang satu ini, waktu tidak cukup untuk menjawab semua pertanyaan itu. Karena butuh pengetahuan lain yang merasuk ke dalam hati untuk mendapatkan jawabannya. Pengetahuan akan indahnya Islam dengan segala pengaturan yang diberikan oleh Allah. Pengetahuan akan surga yang begitu indah dan damai dengan segala kenikmatannya. Pengetahuan bahwa surga tidak akan tercium oleh wanita yang mengumbar-umbar aurat di depan khalayak. Pengetahuan bahwa penghuni neraka yang paling banyak adalah wanita. Oleh karena itu kerepotan itu bukanlah kerepotan, melainkan sebuah usaha. Usaha dari seorang wanita muslimah untuk menggapai surga-Nya. Untuk bersanding dengan suaminya kelak ditemani dengan bidadari cantik lainnya. Panas dari jilbab itu bukanlah rasa panas yang menyesakkan pikiran dan dada. Akan tetapi hanya sepercik penguji jiwa yang dapat meluruhkan dosa-dosa kecil dari seorang insan wanita. Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa setiap kesusahan yang dialami muslim merupakan peluruh bagi dosa-dosanya.
So, dari beberapa contoh di atas bisa terlihat Apabila seseorang mengakui dirinya sebagai muslimah, maka sudah ada aturan khusus tentang tata cara berpakaiannya. Jadi tidak bisa semau gue atas nama kebebasan memilih atau bahkan memakai dalih HAM.
Cara berbusana cewek modern
Ukhtifillah yang saya hormati..banyak remaja salah mengira kalau modern itu adalah berpakaian yang mengumbar aurat. Tank top, rok mini, you can see , bahkan pusar pun diobral adalah gaya berbusana cewek modern. Orang yang berpendapat begini pasti sedang mabok ckckck.. . Coba deh kamu perhatikan film kartun Flinstone yang settingnya adalah zaman batu. Atau mungkin film Robin Hood dan Xena yang settingnya adalah zaman kuno abad pertengahan. Baju yang dipakai di sana sangat minim, hampir semua aurat terutama pemeran cewek diobral semua.
Terus, gimana dong dengan beberapa suku di Indonesia yang pakaian tradisionalnya adalah koteka ? Coba deh kamu lihat, bagaimana kehidupan dan tingkat berpikir suku tersebut. Seharusnya menjadi tugas bersama untuk membina suku-suku pedalaman yang masih awam terhadap Islam dan hukum menutup aurat. Bukan malah dijadikan tontonan sebagai aset pariwisata dengan alasan melestarikan budaya bangsa. Kasihan mereka. Bayangkan bila kamu yang di posisi mereka berpakaian, minim kemudian menjadi bahan tontonan. Pasti rasanya tak nyaman.
Tak ada orang yang bilang kalo mereka hidup di zaman modern. Yang ada adalah mereka hidup di zaman batu, kuno, jadul dan yang utama jahiliyah alias bodoh. Yang namanya modern adalah ketika manusia itu jelas bedanya dengan binatang yaitu ketika akalnya dimanfaatkan secara sempurna. Akal inilah yang menuntun manusia untuk mempunyai malu dan iman. Jika malu dan iman ada maka otomatis manusia akan memilih busana yang menutup aurat sebagai gaya berbusananya.
Hal ini pas banget dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dalam QS an-Nur: 31 dan al-Ahzab: 59 bahwa kerudung dan jilbab adalah pakaian muslimah bila mereka keluar rumah. Rasional dan masuk akal, itulah ciri-ciri Islam. Termasuk juga dalam mengatur cara berbusana perempuan, Islam jauh lebih modern daripada agama ataupun ideologi dan budaya mana pun di dunia ini. Ini karena memang Islam diturunkan oleh yang Mahamenciptakan manusia sendiri, jadi Ia pula yang berhak mengaturnya.
Di atas semua itu, modern atau tidaknya seseorang bisa dilihat dari pola pikirnya. Pola pikir inilah yang akan menentukan pola sikap dia termasuk dalam hal memilih pakaian. Jadi meskipun gelar selangit, rumah di kawasan elit, mobil keluaran terbaru tapi memakai rok mini dan tank top, sudah langsung bisa dilihat kualitas pola pikirnya. ”jaman batu dan jadul”Semua materi duniawi yang disebutkan tersebut cuma aksesoris saja, tidak menyentuh intinya.
Jilbab, pakaian modern
Ukhti.., jilbab itu pakaian perempuan modern dan beradab. Dari busana ini pula, terlihat identitas seseorang apakah ia muslim atau bukan. Jilbab adalah pakaian takwa yang merupakan bukti tunduknya seorang hamba kepada penciptanya. Siapa saja yang memperolok pakaian takwa ini, itu artinya ia juga memperolok Sang Pencipta yang menurunkan aturan tersebut.
Tak jarang muslimah berjilbab mendapat cobaan berupa suara-suara miring semisal disebut ‘sok alim-lah’, ‘sok suci’, dan berbagai sebutan lainnya. Biar saja, Non. Daripada harus menjadi orang yang sok kafir dan menjadi pembangkang perintah Allah, itu jauh lebih buruk dan hina untuk dilakukan. Cuekkin saja.. Itu biasa, romantika hidup Non... Nggak seru rasanya kalo hidup cuma lurus-lurus aja. Hmm.. coba deh telusuri jln paris, pasti capek deh rasanya.(smua juga tau den). Jadi, kalo pun ada cibiran dan cemoohan dari kawan-kawan kita, anggap aja bumbu dalam kehidupan ini.
Ukhtifillah, berjilbab itu indah. Tapi bukan karena lantas terlihat indah ini kita mau berjilbab. Betapa banyak perempuan berkerudung karena setelah mematut diri di depan cermin, mereka merasa lebih cantik. Jadi ketika berkerudung (apalagi kalo sampe berjilbab) membuat dirinya tidak terlihat cantik, maka orang semacam ini tidak akan mau berjilbab. Banyak sekali ungkapan yang menyatakan enggan berjilbab karena pakaian tersebut hanya akan membuat dirinya terlihat gemuk dan tidak menarik. Meskipun tahu bahwa jilbab adalah perintah Allah, mereka lebih mementingkan apa kata manusia daripada kata-kata atau firman Allah. Semoga kamu bukan tipe perempuan seperti ini.
Berjilbab, mutiara dalam etalase
Pernah ikut pengajian FSRIP kan.., dulu Ustadz Arruman pernah berkata”perempuan berjilbab ibarat mutiara indah dalam etalase. Orang yang lalu-lalang bisa melihat tanpa bisa menyentuh, apalagi menodai. Mutiara ini hanya bisa dibeli dengan harga mahal dan seizin penjualnya. Tak jarang mutiara dalam etalase ini dilengkapi dengan kunci pengaman agar terjaga kemurniannya.
Dan perempuan yang tidak berjilbab. Mereka ini ibarat mutiara yang diobral di kaki lima.(tak ulang biar mantaap”kaki lima mbak”) Semua orang tidak hanya bisa melihat, tapi juga menyentuhnya. Tak jarang tangan-tangan yang menyentuh mutiara tersebut ternyata bernoda sehingga membuat si mutiara tak lagi putih cemerlang. Cacat-cela pun hinggap di permukaannya yang indah. Bila si penjual lengah, bisa jadi ada maling yang menyusup dan mencuri mutiara itu dari tempatnya berada.
Ya, mutiara dalam etalase adalah muslimah berjilbab yang hanya bisa disentuh oleh laki-laki beriman yang berani mengucapkan akad nikah di depan wali dan saksi. Nama Allah sebagai jaminan bahwa laki-laki ini akan menjaga si muslimah hingga kelak dipertanggungjawabkan di hadapan pengadilanNya. Mutiara ini terjaga kehormatan dan harga dirinya, setara dengan upayanya untuk tunduk pada aturanNya pula.
Dan Mutiara kaki lima, kita semua sudah tahu bagaimana nasibnya. Di antara kedua pilihan ini, muslimah cerdas pastilah tahu harus memilih yang mana. Karena sudah sunatullah bahwa Allah akan memasangkan wanita baik-baik dengan laki-laki yang baik pula, begitu sebaliknya (QS an-Nur: 36). Ini adalah janji Allah. Tapi seorang muslimah salihah bukan tujuan tersebut yang menjadi incarannya. Ridho Allah adalah segalanya di atas semua tujuan. Kecantikan fisik bukanlah segalanya. Betapa banyak kecantikan fisik yang justru mengantarkan pemiliknya pada kemudahan dalam bermaksiat. Maka saudariku, seperti apapun rupamu, seperti apapun fisikmu, janganlah engkau merasa rendah diri. Yuk sama-sama nyanyi..Syukuri apa yang ada ...hidup adalah anugrah..yap,Syukurilah sebagai nikmat Allah yang sangat berharga. Cantikkanlah imanmu. Cantikkanlah hati dan akhlakmu.
Jadi, mulai sekarang luruskan niatmu bila sebelumnya ada niat lain mengotori keputusanmu untuk berjilbab. Oya, kalo baru sebatas bisa berkerudung, tingkatkan untuk bisa mengenakan kerudung plus jilbabnya (semacam baju kurung yang longgar, lebar dan tebal). Yakin deh, niat-niat duniawi itu umurnya tidak bertahan lama. Betapa banyak muslimah yang berkerudung (termasuk yang mengenakan jilbabnya) karena sekadar ingin agar segera bisa bersuami, setelah nikah menanggalkan kerudungnya, termasuk jilbabnya. Karena tujuannya sudah tercapai, buat apalagi memakai kerudung dan jilbab? Ightifar lagi non..
Namun bila yang menjadi tujuan adalah ridho Allah semata, apa pun halangan dan rintangan yang menghadang karena keputusannya dalam berjilbab, hal itu tak akan menggoyahkannya. Sebaliknya, ia akan semakin tegar dalam mempertahankan identitasnya sebagai muslimah berjilbab. Kecantikan iman yang terpancar dari hatinyalah yang mengantarkan seorang wanita ke kedudukan yang mulia. Dengan ketaqwaannya, keimanannya, keindahan akhlaqnya, amalan-amalan shalihnya, seorang wanita yang buruk rupa di mata manusia pun akan menjelma menjadi secantik bidadari surga.
Semoga maksud saya dalam tulisan ini sama dengan perkataan Nabi Syu’aib dalam firmanNya Q.S hud ayat 88,yang artinya:”Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama Aku masih berkesanggupan dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku beryawakal dan hanya kepada-Nya-lah Aku kembali.
Jadi para ukhti muslimah, jangan cuma berkerudung aja, tapi tingkatkan levelnya untuk juga berjilbab sampai maut menjemput.Insya Allah, bakalan keren deh.. karena menunjukkan karakter positif seorang perempuan yang punya prinsip. Kamu tak akan pernah diombang-ambingkan oleh tren mode berbusana jahiliyah berkedok modern. Karena tren berjilbab adalah mode busana everlasting yang kata iklan kaos”peka zaman”. Oleh karena itu, tak ada pilihan lain bagi seorang perempuan yang sudah meng-azzamkan diri atau bertekad kuat menjadi seorang muslimah kecuali berbusana sesuai dengan yang ditentukan oleh Islam. So, ayo berjilbab mulai sekarang! jempol deh!!!