Putus Pacar , Apa Harus Putus Silatuhrahmi?

Assalamualaikum wr.wb .. semoga tercurah rahmat dan pahala untuk situs ini .. saya mau bertanya bapak/ibu tentang hidup saya…begini ceritanya saya sebelumnya pernah pacaran dengan wanita dengan sepekerjaan selama 1 tahun ,dan selama itu pun banyak hal yang terjadi dan suatu saat pernah baca baca tentang pacaran ,dan inti dari semuanya pun menurut islam itu tidak diperbolehkan dan saya juga sadar pacaran itu hanya membawa negatif pada saya dan pada saat itu pula saya memutuskan untuk tidak pacaran dan memilih untuk sendiri, pacar saya pun marah kesal dengan keputusan saya .. dia mengatakan saya itu kejam ..hingga sampai saat ini dia tidak mau bicara , sampai sampai saya sms , telepon dia pun tidak mau bicara … tapi saya harus gimana lagi saya pun merasa mempunyai sifat yang harus saya hilangkan ,, saya tidak punya pendirian …terkadang saya pun merasa iba dan ingin kembali pacaran karna jujur saya masih sayang dia ,,, saya tidak sanggup kalau melihatnya , saya merasa salah…. apa yang saya harus lakukan .. karna setiap saya bertemu pun saya tidak sanggup ,, apa saya harus buang jauh jauh … dan saat ini pun dia jadi negatif sama saya , seakan dia mau saya hilang dan seakan menganggap saya musuh …mohon bantuanya apa saya juga harus berhenti minta maaf dan memutuskan silatuhrahmi …
Dari Kurnia
JAWABAN:
Wa ‘alaikumus salam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Salah satu diantara upaya setan untuk menggoda manusia adalah dengan membisikkan kata-kata indah, untuk menjadi alasan pembenar bagi maksiat yang dilakukan manusia.
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا
“Demikianlah Kami jadikan musuh bagi setiap nabi, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, mereka saling membisikkan kepada yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS. al-An’am: 112)
Dulu orang jahiliyah menghalalkan bangkai, yang itu jelas menjijikkan. Namun mereka beralasan, bangkai itu yang menyembelih Allah, mengapa dilarang?
Dulu orang jahiliyah membenarkan syirik, dengan alasan, andai Allah menakdirkan kami tidak syirik, kami akan tinggalkan kesyirikan. Karena dibiarkan syirik, bukti Allah setuju dengan syirik kami.
Orang pemuja kubur abad ini, mereka melestarikan syirik di kuburan wali, dengan dalih, mengagungkan orang soleh.
Ada wanita yang mengumbar auratnya, yang itu memalukan. Namun dia tega melakukannya karena alasan, tubuh ini anugrah yang layak untuk dibagikan.
Ada pejabat yang melegalkan khamr yang jelas membahayakan. Namun dia berasalan, tidak ada orang mati karena bir..
Dst… sejuta alasan lainnya yang itu sejatinya bisikan setan yang disampaikan kepada pasukannya.
Karena itulah Allah menyebut, godaan setan dalam menyesatkan manusia dengan Khuthuwat as-Syaithan, langkah-langkah setan. Setan tidak mengajak anda untuk maksiat, hanya dengan satu langkah. Tapi dia menggiring kita sedikit demi sedikit, dalam tahapan yang kita mengira itu kebaikan.
Ada seorang ulama yang pernah menasehatkan,
إن الشيطان يأمر بسبعين بابا من أبواب الخير إما ليتوصل بها إلى باب واحد من الشر
Sesungguhnya setan menyuruh manusia untuk menuju 70 pintu kebaikan, agar menggiring mereka kepada satu pintu kejahatan.
Dan benar apa yang beliau sampaikan.

Pacaran Bukan Silaturahmi!

Mohon ini ditanamkan baik-baik di lubuk hati setiap muda-mudi yang dirundung asmara. Siapa yang bilang pacaran itu menjalin silaturrahmi??
Jangan-jangan sumbernya dari setan. Dia hendak memotivasi muda-mudi untuk mendekati zina dengan pacaran. Alasannya, untuk menjalin silaturahmi.
Jika anda memiliki prinsip semacam ini, berarti anda mempercayai tipuan iblis.
Makna Silaturahmi
Kata “silaturrahim” atau “silaturrahmi” [arab: صِلَةُ الرَّحِمِ] terdiri dari dua kata: silah, artinya hubungan dan rahim atau rahmi artinya rahim ibu, tempat janin sebelum dilahirkan. Sehingga yang dimaksud silaturrahim adalah menjalin hubungan baik dengan kerabat, sanak, atau saudara yang masih memiliki hubungan rahim atau hubungan darah dengan kita.
Dengan demikian, kata ini tidak bisa digunakan untuk menyebut hubungan yang dilakukan antar-tetangga, teman dekat, kolega bisnis, rekan kerja, apalagi pacar, yang mereka sama sekali tidak memiliki hubungan darah dan kekerabatan dengan kita. Namun sekali lagi, kata ini hanya khusus terkait jalinan hubungan antar-kerabat yang memiliki hubungan darah dan kekeluargaan. Demikian penjelasan al-Qadhi Iyadh (Taudhihul Ahkam min Bulughil Maram, 6/253).
Beberapa kasus, hubungan pertemanan antara lelaki dan wanita yang bukan mahram terkadang beralasan dengan kata ini ‘silaturrahmi’.
Ketika diingatkan, jangan pacaran, jangan melakukan komunikasi dengan lawan jenis yang bisa mengundang syahwat, alasannya, ‘Saya tidak ingin memutus silaturahmi.’
Masya Allah, mereka telah menjadi korban tipuan setan. Setan mengelabui hubungan haram atau minimal dapat mengantarkan kepada yang haram, dengan alasan ini seolah menjadi hubungan halal dan bahkan mendatangkan pahala: silaturrahmi.
Batasan-batasan keluarga yang wajib untuk dijaga hubungan silaturrahminya
Al-Qodhi Iyadh menjelaskan bahwa ulama berselisih pendapat tentang batasan keluarga yang wajib untuk dijaga hubungan silaturrahmi dengannya.
Pendapat pertama, setiap keluarga yang masih memiliki hubungan mahram. Dimana, andaikan dua keluarga ini yang satu laki-laki dan yang satu perempuan, maka tidak boleh menikahkan keduanya. Pendapat ini berdalil dengan hadis yang melarang seorang laki-laki untuk menikahi seorang wanita dengan saudarinya atau bibinya sekaligus. Karena hal ini bisa menyebabkan putusnya tali silaturrahim antara keduanya. Berdasarkan pendapat ini, maka sepupu tidak termasuk kerabat RAHIM. Karena sepupu halal dinikahi.
Pendapat kedua, semua keluarga yang memiliki hubungan kekeluargaan saling mewarisi, baik mahram maupun bukan mahram. Ini berdasarkan keumuman sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “(Yang berhak mendapat warisan darimu) adalah keluarga dekatmu, kemudian yang lebih dekat, dan yang lebih dekat.” pendapat kedua ini lebih benar, insyaa Allah  (Taudhihul Ahkam min Bulughil Maram, 6:253).

Hati-Hati dengan CLBK

CLBK, cinta lama belum kelar, terkadang memicu episode berikutnya. Hingga janjian ketemu untuk melepas rindu. Sayangnya, layar telah terkembang, bahtera keluarga tengah berlabuh. Akan sangat berbahaya jika sampai tertabrak karang.
Anda tahu apa motivasinya?
Niatnya sih untuk silaturahmi??
Lupakan-lupakan. Ketika tidak ada harapan untuk bersamanya, ada seribu harapan untuk bersama yang lainnya. Jangan paksakan untuk menangkap buih yang terbang menghilang.
Ya begitulah.. Sayangnya saya tidak bisa memililhkan bahasa yang lebih melankolis.

Memutus Silaturahmi itu Dosa Besar!

Memutus silaturrahmi itu dosa besar. Bahkan ini kebiasaan orang munafik di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah berfirman,
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ
“Apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?”
Karena cita-cita besar orang munafiq madinah, mengajak umat manusia untuk kembali kepada budaya jahiliyah.
Allah mengancam, orang yang memutus silaturahim akan diputus kesejahteraannya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan, bahwa rahim pernah mengadu kepada Allah, meminta perlindungan dari ‘terputus hubungan’. Kemudian Allah memberi jaminan,
أَلاَ تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكِ وَأَقْطَعَ مَنْ قَطَعَكِ . قَالَتْ بَلَى يَا رَبِّ . قَالَ فَذَاكِ لَكِ
Tidakkah engkau ridha jika Aku menyambung orang yang menyambungmu dan Aku memutus orang yang memutusmu?
Kata rahim, ‘Tentu ya Allah.’
Kemudian Allah berfirman, ‘Itu jatah untukmu.’ (HR. Bukhari 4830, Muslim 6682 dan yang lainnya).
Dari sini, kita hendak menggaris bawahi,
Jika menjauhi pacaran berarti memutus silaturahmi, berarti tidak pacaran statusnya dosa besar???
Karena itu, jangan lancang menyebut  pacaran sebagai silaturahmi. Karena jika demikian, ketika anda menolak pacaran berarti anda menolak silaturahmi, dan itu dosa besar.
Allahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

di terima atau di tolak itu urusan nanti

Ilustrasi (inet)Dua hari sebelumnya mendapat taujih dari teman berkaitan dengan sikap ikhwan, dan semalam dapat lagi guyonan dari seorang mbak yang berada di Jerman. Dari taujih maupun guyonan tersebut membuat tertawa dan berakhir pada suatu tujuan yang sama. 

Meskipun konteks penyampaiannya berbeda, yang satu berbentuk keseriusan sedangkan yang satunya lebih pada guyonan menuju keheningan malam.
tulisan ini tidak mewakili sikap ikhwah fillah yang sedang membaca, melainkan tulisan ini hanya sebatas imajinasi liar belaka.

 Entah kenapa ikhwah fillah cuma berani membicarakan saja, hanya berani mengguyoni, hanya berani diajak chat melalui sosial media, hanya sanggup menantap jarak jauh tak berani mengatakan siap pada ikatan yang dianjurkan Allah, hanya jago di kandang tapi tidak berani mendatangkan wali. Banyak hal kenapa baru berani di kandang, antara lain tidak punya nyali besar, cuma berani berada di comfort zone, jangan cuma berani nge-like status facebooknya saja, jangan cuma berani following twitternya, merasa belum mampu menafkahi, takut ditolak, ingin membahagiakan keluarga dahulu, dan terakhir tidak dapat restu dari orang tua. Sungguh sakit ya!!!

Mungkin juga karena merasa belum mapan, merasa tidak pantas, merasa belum saatnya untuk menyatakan rasa suka, merasa belum yakin karena tidak setara dengan si wanita baik dari sisi finansial, pendidikan, fisik, keluarga, berasumsi jangan-jangan ditolak, dan jangan-jangan dipermalukan.

Jika memang belum berani, belum sanggup, masih betah di comfort zone, dan belum mendapat restu sebaiknya jangan engkau bicarakan mereka (akhwat) dalam keadaan apapun, jangan nge-like statusnya, jangan following twittenyar.

 Jangan guyonin apalagi memberi janji untuk serius karena itu akan menyakiti hati sendiri dan semakin terlihat bahwa kalian jago di kandang. Kenapa mengatakan jago di kandang? Karena cuma berani aman saja tetapi tidak berani menerima kenyataan pahitnya. Atau kenapa ikhwan bersikap seperti itu, karena nyali sudah hilang dan keberanian sudah tenggelam oleh kegalauan maksimal.
Sampai kapan punya keberanian untuk datang pada walinya? Apakah sampai kaya?

 Padahal kalau tunggu kaya, bisa-bisa usia sudah tua. Sedangkan teman seperjuangan sudah menenteng kiri kanan. Apakah sampai hati yakin? Padahal soal keyakinan tidak ada manusia yang yakin seratus persen bahkan hati itu selalu berbolak-balik dan istikharah merupakan cara menyakini hati. Sampai tidak ada pilihan baru memilih. Sampai puas menikmati kesendirian atau sampai cari waktu pas dari ramalan bintang.

Padahal sudah tahu wanita yang disukai memiliki masa depan yang cerah untuk mendidik si buah hati (anak-anak), memiliki potensi menjadi istri yang shalihah. 
Sedangkan ia memiliki karakteristik yang tidak dimiliki sembarang orang dan memiliki jiwa membangun sekolah peradaban. Jangan sampai orang pernah hadir dalam qalbumu, orang yang pernah kau ucapkan dalam doa, dan orang yang sesuai dengan kriteriamu diambil oleh sang pemberani tentu akan menyesal nantinya.

Tahu gak ? Saat ini tidak gampang mencari wanita shalihah meskipun jumlah wanita lebih dominan dari kaum adam, yang gampang mencari wanita matre, wanita menebar aurat dengan vulgar dan wanita suka bersolek di luar nalar. Bayangkan saja jika wanita minim ilmu agama dan menebar aurat begitu gampang, apa yang akan terjadi ketika membina rumah tangga dan menciptakan perabadan kehidupan…”Jawab aja sendiri”.

Maaf bukan bermaksud menyentil, bukan maksud menyinggung, bukan maksud membuat galau. Rangkaian kalimat ini semoga bisa menjadi motivasi untuk bangkit, untuk menjadi pemberani, untuk bebenah segera dan agar tetap bisa menjaga hati dalam kondisi keindahan.

Apakah rela orang tersebut diambil orang lain?! Tentu tidak diinginkan. Jikaulah tidak mau, segera nyatakan perasaan tersebut kepadanya orangtua dan sampaikan maksud bahwa siap menjadi partner terbaik bagi anak mereka. Apakah nanti diterima atau ditolak itu soal nanti. Datang saja belum tapi sudah pesimis, sudah takut, sudah menyimpulkan dan sudah minder saja. Kalau beranggapan seperti itu terus sampai kapan berani?

Bukankah kepribadian seperti itu adalah kepribadian yang ling-lung. Apakah sampai tumbuh keberanian, sampai yakin, sampai dapat ilham?! Padahal laki-laki membiarkan wanita yang disukai diambil oleh orang lain adalah laki-laki tidak mempunyai prinsip, laki-laki bodoh dan belum siap membebani tanggung jawab.
 Masalah penolakan itu adalah hal biasa dalam siklus kehidupan. Kalau hidup tanpa penolakan sepertinya bumbu-bumbu kehidupan tidak begitu nyeesss. Ibarat makanan diperlukan berbagai macam bumbu agar merasa nikmat makanan tersebut begitu juga dalam mencapai cita-cita dalam menemukan pasangan hidup tentu juga harus mendapat penolakan agar memahami apa kekurangan diri.

Meminjam status teman yang dipublikasi melalui facebook bahwa 
“Nikahi seseorang itu dengan kekuatan iman & potensi yang dimilikinya. Gunakanlah mata hatimu untuk melihat seseorang hari ini dengan refleksi MASA DEPAN. Bila hari ini dia miskin, atau hari ini dia masih belajar, tidak masalah!!. Bila hari ini dia kesulitan, atau dia belum mencapai pencapaian standar-standar dunia, jangan takut! Lihatlah potensi itu, kenalilah pikiran dan karakternya. Apakah dia berpotensi menjadi ayah/ibu, berpotensi menjadi kaya raya, atau berpotensi membangun umat? Dan tentu potensi tertinggi adalah apakah dia berpotensi masuk surga dan kita bisa turut serta bersamanya?”

Selamat menjadi jiwa pemberani dan tidak hanya berani di kandang saja tetapi berani menunjukkan pada orang bahwa kita adalah insan yang siap mengemban amanah yang mengalirkan pahala, siap mendatangkan walinya dan siap menjadi imam kehidupan dalam keluarga Sakinah Mawaddah Warrahmah.
sumber dakwatuna.com

Laki-laki yang Tidak Layak Dijadikan Suami


kriteria suami istri


Laki-laki yang Tidak Layak Dijadikan Suami

Tanya:
Jika ada gadis yang ingin menikah, dia sudah dilamar banyak lelaki, apa saja karakter yang harus diperhatikan dan harus dijauhi dr lelaki? Karena dia ingin pernikahan dg seorang lelaki ini bahagian sehingga hanya dialami hanya sekali, dalam arti tidak sampai terjadi perceraian.
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Semua orang mendambakan hidup bahagia. Terlebih setelah dia menikah. Karena perjalanan panjang manusia, tidak lepas dari keterlibatan keluarga di sekitarnya. Setiap lelaki ingin mendapatkan istri yang baik, menurut kriterianya. Demikian pula, setiap wanita ingin mendapatkan suami yang baik menurut kriterianya. Karena standar bahagia setiap manusia, berbeda-beda. Mungkin anda akan merasa terheran ketika melihat ada pasangan suami istri, yang perbandingan wajahnya ’selisih jauh’, ibarat langit dan bumi. Tapi bagi masing-masing, itulah kebahagiaan.
Karena itu, sangat sulit jika kami harus menyampaikan kriteria apa saja yang bisa membuat wanita bahagia. Mengingat semacam ini, kembali kepada selera. Hanya saja, menimbang beberapa dalil yang kami pahami, selain penampilan, ada 4 sifat baik lelaki yang penting untuk diperhatikan:
1. Agamanya baik
Nampaknya menjadi harga mati untuk yang satu ini. Agama dan sekaligus akhlak yang baik. Karena agama Allah turunkan agama ini sebagai acuan untuk bimbingan manusia. Dan dengan akhlaknya yang baik, dia akan berusaha mengamalkannya. Untuk itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan para wali, agar segera menerima pelamar putrinya, yang baik agama dan akhlaknya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallamberpesan,

2. Lugu dengan keluarga dan tidak keras
Apabila ada orang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya, yang meminang putri kalian, nikahkan dia. Jika tidak, akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang besar
. (HR. Turmudzi 1084, Ibn Majah 1967, dan yang lainnya. Hadis ini dinilai hasan oleh al-Albani).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memisalkan wanita seperti al-Qawarir (gelas kaca). Fisiknya, dan hatinya lemah, sangat mudah pecah. Kecuali jika disikapi dengan hati-hati. Karena itu, tidak ada wanita yang suka disikapi keras oleh siapapun, apalagi suaminya. Maka sungguh malang ketika ada wanita bersuami orang keras. Dia sudah lemah, semakin diperparah dengan sikap suaminya yang semakin melemahkannya.
Sebaliknya, keluarga yang berhias lemah lembut, tidak suka teriak, tidak suka mengumpat, apalagi keluar kata-kata binatang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,

3. Berpenghasilan yang cukup
“Sesungguhnya kelembutan menyertai sesuatu maka dia akan menghiasinya, dan tidaklah kelembutan itu dicabut dari sesuatu, melainkan akan semakin memperburuknya.”
 (HR. Muslim 2594, Abu Daud 2478, dan yang lainnya).
Ketika Fatimah bintu Qois ditalak 3 oleh suaminya, dia menjalani masa iddah di rumah Ibnu Ummi Maktum – seorang sahabat yang buta –. Usai masa iddah, langsung ada dua lelaki yang melamarnya. Yang pertama bernama Muawiyah dan kedua Abu Jahm. Ketika beliau meminta saran dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

Diantara makna: ’tidak meletakkan tongkatnya dari pundaknya’ adalah ringan tangan dan suka memukul.Untuk Abu Jahm, dia tidak meletakkan tongkatnya dari pundaknya. Sedangkan Muawiyah orang miskin, gak punya harta. Menikahlah dengan Usamah bin Zaid.
 (HR. Muslim 1480, Nasai 3245, dan yang lainnya).
Anda bisa perhatikan, pertimbangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menyarankan Fatimah agar tidak menikah dengan Abu Jahm, karena masalah sifatnya yang keras. Sementara pertimbangan beliau untuk menolak Muawiyah, karena miskin, tidak berpenghasilan.
4. Tanggung jawab dan perhatian dengan keluarga
Tanggung jawab dalam nafkah dan perhatian dengan kesejahteraan keluarganya.
Bagian ini merupakan perwujudan dari perintah Allah untuk semua suami,

Beberapa suami terkadang tidak perhatian dengan keluarganya. Penghasilannya banyak dia habiskan untuk kebutuhan pribadi, sementara kebutuhan rumah lebih banyak ditanggung oleh istri. Lebih parah lagi, ketika terjadi perceraian, beberapa suami sama sekali tidak mau menafkahi anaknya. Sehingga yang menghidupi anaknya adalah ibunya.”Pergaulilah istri-istrimu dengan cara yang baik.”
 (QS. An-Nisa’: 19)
Memang ada mantan istri setelah perceraian, namun tidak ada istilah mantan anak.
Kemudian, di sana ada beberapa sifat – selain penampilan – yang harus dijauhi. Karena lelaki yang memiliki sifat ini, tidak layak menjadi suami seorang muslimah.
1. Aqidahnya rusak
Aqidah yang rusak, bisa menyebabkan seseorang keluar dari islam. Karena kerusakan aqidah, merupakan gerbang kekufuran. Sementara Allah melarang wanita muslimah menikah dengan lelaki musyrik atau kafir.

Karena itu, perlu diwaspadai model lelaki yang demen dengan klenik, tenaga dalam, amalan-amalan pesugihan, pemikat orang, suka berteman dengan paranormal, bercita-cita mendapat karomah layaknya wali, atau merawat jimat. Umumnya mereka sangat sulit disembuhkan. Sekali percaya dengan dukun gurunya, biasanya terikat untuk terus jadi budak si dukun.Janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
 (QS. Al-Baqarah: 221)
Beberapa istri sempat mengadukan keadaan suaminya ke konsultasisyariah.com. Karena sejak berteman dengan paranormal, kebiasaannya menjadi aneh, dan suka menjadikan istri sebagai objek percobaan.
Termasuk juga mereka yang memiliki pemahaman menyimpang, seperti pengikut Syiah, penganut wihdatul wujud, atau penganut tarekat sesat lainnya. Tidak ada yang bisa dipertahankan dari aqidah mereka.
2. Tidak pernah Shalat
Shalat merupakan ibadah paling penting dalam islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan shalat sebagai batas antara mukmin dan kafir. Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjadikan shalat sebagai perjanjian besar umat islam. Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Sesungguhnya pembatas antara seseorang dengan kesyirikan atau kekufuran adalah meninggalkan shalat
. (HR. Ahmad 15183, Muslim 82, dan yang lainnya).

Karena alasan ini, para sahabat menghukumi orang yang meninggalkan shalat, sebagimana orang kafir. Seorang tabi’in, Abdullah bin Syaqiq mengatakan,Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat. Karena itu, siapa yang meninggalkannya maka dia kafir.
 (HR. Ahmad 22937, Nasai 463, Turmudzi 2621, dan dishahihkan al-Albani).

Orang tidak shalat, sejatinya sumber petaka di rumah tangga. Karena itu, hindari kriteria calon suami yang tidak shalat.Dulu para sahabat, tidaklah mereka menganggap ada satu ibadah yang apabila ditinggalkan bisa menyebabkan kafir, selainshalat. (HR. Turmudzi 2622, dan dishahihkan al-Albani)
3. Tidak menjaga pergaulan dengan lawan jenis
Allah ta’ala melarang orang baik-baik untuk menikah dengan lelaki pezina atau wanita pezina, hingga mereka bertaubat dari zinanya.

Diantara hikmah larangan menikahi mereka adalah agar istri tidak terkena imbas buruk dari kebiasaan suami yang pernah berzina namun belum taubat. Karena penyakit mudah suka terhadap lawan jenis, bisa saja kambuh. Terlebih jika dia pernah berhubungan di luar nikah. Sehingga perbuatannnya ini memicunya untuk selingkuh.”Laki-laki pezina tidak boleh menikah melainkan dengan perempuan pezina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan pezina tidak boleh dikawini melainkan oleh laki-laki pezina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin.”
 (QS. An-Nur: 3)
4. Berpenghasilan haram
Hidup serba kecukupan adalah dambaan setiap wanita. Dengan segala fasilitas yang lengkap, memudahkan dirinya untuk melakukan berbagai aktivitasnya. Namun itu semua hanya standar dunia. Standar yang hanya kembali pada kebahagiaan lahiriyah, yang tentu saja itu bukan segala-galanya. Konsekuensi menikah dengan lelaki berpenghasilan haram, berarti siap untuk makan harta haram hasil kerja suami. Rela untuk berbahagia dengan yang haram.
Dari Ka’ab bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ibnu Rusyd mengatakan,“Tidak ada daging yang tumbuh dari as-suht, kecuali neraka lebih layak baginya.”
 (HR. Turmudzi 614 dan dishahihkan al-Albani).

Berfikir 1000 kali untuk memiliki calon suami pegawai bank, berpenghasilan riba di luar bank, atau bekerja membantu proyek yang haram, pegawai perusahaan barang haram, dst. Halal haram penghasilan orang tua, menentukan keberlangsungan hidup anaknya.Ulama madzhab Malikiyah tidak berselisih pendapat bahwa seorang gadis yang dinikahkan ayahnya denagn lelaki peminum khamr atau lelaki fasik secara umum, dia berhak untuk menolak lamaran nikah, sementara hakim menimbang masalah dan memisahkan keduanya. Demikian pula jika dia dinikahkan dengan orang yang hartanya haram atau lelaki yang suka mengancam talak (Bidayatul Mujtahid, Hal. 404).
5. Perokok berat
Selain merugikan kesehatan, merokok juga dapat membuat sebagian besar wanita ill feel. Ada beberapa alasan, mengapa mereka tidak suka perokok,
  • Pertama, aroma tubuh seorang perokok tidak sedap apalagi perokok berat. Bagi orang yang tidak merokok, ngobrol bersama perokok adalah sebuah siksaan batin. Dia dipaksa sabar untuk menahan nafas bau mulutnya yang sangat tidak sedap.
  • Kedua, kebutuhan beli rokok, jelas mengurangi kantong tabungan sang suami. Jika kebutuhan rokok 10 ribu/bungkus/hari, dalam satu bulan suami menghabiskan 300rb hanya untuk menambah sesak paru-parunya.
  • Ketiga, ancaman bahaya bagi perokok pasif. Beberapa kasus anak kecil yang meninggal karena dosa ayahnya, ahli hisab rokok. Sebenarnya dia sudah berupaya menghindari anaknya ketika merokok. Tapi endapan nikotin di baju sang ayah, tidak bisa dihindarkan dan tercium si anak.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah ingatkan, agar kita selalu berusaha menghindari hal yang membahayakan,

Allahu a’lam
“Tidak boleh melakukan perbuatan yang membuat mudharat bagi orang lain baik permulaan ataupun balasan.”
 (HR. Ibnu Majah. Hadis ini di shahihkan oleh Albani).
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

contoh bioda ta'aruf sederhana

Bagi temen yang bingung membuat biodata taaruf silahkan copy paste biodata di bawah ini dan mengganti sesuai biodata masing-masing.

Biodata di bawah ini dulunya saya pake untuk biodata waktu perkenalan/taaruf.

Alhamdulillah..waktu itu sekitaran 5 bulanan atau 1 tahun (saya lupa tepatnya) setelah melewati beberapa taaruf ..(daftar taaruf di beberapa tempat namun belum dapat) akhirya..dengan segala puji bagi Allah saya bertemu dengan WTS ( Wanita Tetangga Sebelah) dia seorang yang cantik,solehah,nurut dan menerima apa adanya,namanya NGATINI.semoga Allah meridhoi selalu pernikahan kami,menjadikan keluarga kami sakinah mawaddah dan warrohmah dan semoga Allah segera memberi kami anak keturunan yang sholeh dan sholekhah yang nantinya menjadi penghafal al qur'an,berjuang di jalan Allah dan berbakti pada orang tua. Amin.

Yach..itulah jodoh gak tahu kita..yang pasti jika kita menjaga diri insyaAllah Allah akan mempertemukan yang terbaik.
Bagi temen yang mau daftar taaruf yang syar'i tapi bingung kemana daftarnya link di bawah ini mungkin bias jadi pilihan dan semoga bermanfaat.
www.birojodoh.rumaysho.com atau
http://www.abataforkids.com/2013/03/majelis-taaruf-syari-jogja.html



berikut contoh biodata silahkan di copy paste (tapi jangan lupa di edit dan coret yang tdak perlu ya..) semoga bermafat


BIODATA DATA PRIBADI

Nama lengkap : fery sumanto 
Nama panggilan :fery 
Umur: 27 tahun 
Suku :jawa 
Pekerjaan :bisnis online (dagang) 
Status pernikahan : sudah menikah dengan NGATINI 
Email : fery_muslim@yahoo.com
Alamat rumah : pelemsewu rt 03 panggungharjo sewon bantul jogjakarta 55188





RIWAYAT PENDIDIKAN

-SDN jarakan sewon:  lulus


PENGALAMAN BERORGANISASI

-wakil ketua pemuda di kampung periode 2009-2011
-ketua remaja islam di kampung periode 2009-2011
-sekretaris dan pengajar di TPA PAAS saman bangunharjo 
-pengajar di TPA AMP pelemsewu panggungharjo 


PENGALAMAN KERJA




-kerajinan dari almunium tahun 2005-2008

-tukang bangunan tahun 2008-2010


KRITERIA

Memiliki pemahaman agama Islam yang baik atau minimal sedang berusaha untuk lebih baik
Menjadikan dakwah sebagai poros hidupnya tanpa melupakan kewajiban lainnya
TENTANG KELUARGA SAYA



Pernikahan berarti dua keluarga dan silaturahmi. Alangkah baik, jika saya dapat memaparkan kondisi keluarga saya. Keluarga saya adalah keluarga sederhana dan biasa, dengan 2 orang anak. Saya adalah anak pertama, adik buka usaha bengkel di pekanbaru,sejak kecil saya sudah belajar mandiri, sehingga orang tua percaya tentang tanggung jawab saya melepas saya. Sedangkan orang tua saya, Alhamdulillah, orang tua saya masih lengkap. bapak adalah seorang pekerja buruh lepas (kadang kerja kadang tidak) alhamdulillah saya diberi izin Allah untuk membantu ekonomi sehari-hari.namun beliau tinggal sendiri di rumahnya yaitu di jalan parangtritis km 21 yogyakarta.


Sedangkan Ibu ( simbok saya memanggilnya)tinggal dengan saya di pelemsewu panggungharjo,dulu beliau bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT).Alhamdulillah saat ini simbok sehari-hari membantu/merawat nenek. Keluarga saya adalah orang yang terbuka. Orang tua tidak memilih harus dari suku mana untuk calon menantunya. InsyaAllah mereka percaya atas pilihan saya. Kita memang keluarga biasa yang memandang Islam seperti umumnya.


PENUTUP



Sebagai kesimpulan dari biodata ini, saya mengetahui, diri saya ini adalah hanya seseorang yang tak memiliki apa-apa. Seorang yang memiliki pemahaman islam yang sangat sedikit. Orang yang memiliki banyak kekurangan. Namun, hal itulah yang memacu saya untuk mencari seorang pendamping yang terbaik. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Dengan bersaudara, saya sangat menginginkan, pasangan saya sama-sama saling menutupi kekurangan yang dimiliki masing-masing sehingga-sama saling menyempurnakan menuju kesempurnaan yang tak mungkin tercapai, karena pemilik kesempurnaan hanya Allah SWT.

 paling tidak, kesempurnaan yang saya maksud, adalah bentuk ideal dari sebuah keluarga sakinah, mawaddah, warahmah, dimana Allah menyukai dan ridla terhadap keluarga. Menjadikan keluarga adalah keluarga yang kokoh, yang bersama-sama mengharapkan rahmat Allah berupa surga. Yang sama-sama hidup di bawah bimbingan dan aturan Allah. Dan yang menjadikan dakwah sebagai porosnya, dan menjadikan ilmu bahan bakarnya, dan menjadikan rasa sebagai bentuk bentuk. Semoga Allah SWT memberikan petunjuk kepada hambaNya yang hina ini, dan semoga Allah SWT memberikan yang terbaik untuk hambaNya. Amin Yaa Rabbal 'Alamin.

Akhwat Tak Perlu Menunggu, Ikhwan Tak Perlu Meragu


59821_10151285367571798_2019727870_nAkhwatmuslimah.com – Hmm … Ada statement menarik nih dari seorang akhwat. Tugas kami akhwat cuma menunggu untuk “diam” atau “tolak”. Slogan yg bikin galau terus melanda: akhwat terus menunggu, ikhwan terus meragu. Alhamdulillah, saya dan istri pernah memproses menikahkan ikhwan dan akhwat, dimana inisiatif datang dari akhwat.
Ada seorang akhwat yang pernah jadi binaan ngaji (mutarobi) istri saya, tiba-tiba mendatangi istri saya: “mbak, aku mau nikah” , katanya.
Istri saya jawab: “bagus itu, sudah ada calonnya?” | “belum mbak, tapi aku suka sama seorang ikhwan” | “siapa ikhwannya, biar saya dan suami bantu”
Akhwat ini kemudian menyebutkan nama seorang ikhwan, salah satu ikhwan terbaik di ITB.
Setelah tahu nama ikhwannya, saya mendatangi ikhwan tersebut. “Akh, apakah antum ada rencana menikah?” | “insya allah akh”
“Kalau dalam waktu dekat, antum menikah gimana? ” | “boleh aja, insya allah siap” | “sudah ada bayangan siapa calon istrinya?” | “belum akh”
“Bagaimana kalo ana mengusulkan nama akhwat untuk antum? ” | “boleh akh” | “gimana kalo akhwat ini? Saya sebutkan namanya
Setelah saya sebutkan namanya, ikhwan ini bilang: “akhwat ini luar biasa akhii, apa saya pantas jadi suami beliau?” | “insya Allah akhii”
“Gimana akh, antum mau menikah dengan akhwat ini?” | “masalahnya, dia mau gak sama saya?” | “tenang akh, soal itu, urusan ana dan istri” :D
“Mau ya nikah dengan akhwat ini” | “insya allah akh” . Alhamdulillah, saya beritau ke istri, istri beritahu ke akhwatnya.
Saya kontak guru ngajinya ikhwan dan istri kontak guru ngajinya akhwat, minta ijin ikhwan dan akhwat ini saya dan istri yamg bantu prosesnya.
Alhamdulillah, kami pertemukan ikhwan dan akhwat ini, untuk mempertanyakan hal-hal yang mungkin masih ada keraguan.
Setelah keduanya mantap meneruskan prosesnya, tugas selanjutnya adalah meyakinkan kedua orang tua. Giliran ikhwan yang datang ke ortu akhwat. Selama akhwat ini jadi binaan ngaji istri saya, beliau selalu menceritakan hal-hal positif tentang istri saya, sampe si ortu penasaran ingin ketemu istri. Akhwat ini dari daerah di jawa tengah. Ketika ortunya ke Bandung, mereka sangat ingin bertemu dengan istri. Beberapa kali istri saya menemui beliau. Kondisi ini kami manfaatkan, saya yang menemani ikhwan saat mendatangi keluarga akhwat di Jawa Tengah. Karena begitu positifnya istri saya di mata ortu si akhwat, kata-kata yang saya ucapkan ketika pertama bertemu ortunya akhwat adalah …
“Bapak , ibu … Kenalkan sy hafidz, suaminya iin” :D
Alhamdulillah, semuanya lancar, ortunya akhwat langsung setuju . Pulang dibawain oleh-oleh buanyak bener :D
Ikhwan dan akhwat ini akhirnya menikah, sudah punya dua anak. Bahwa si akhwat duluan yang suka ke ikhwannya, tidak saya sampaikan ke ikhwan. Setelah mereka menikah, baru saya sampaikan ke ikhwannya, bahwa si akhwatlah yang mengajukan namanya duluan. Gpp kan? :D  Biarlah cerita bahwa si akhwat yang suka dulu, jadi bahan obrolan di kamar mereka :D
Saya dan istri senang sekali membantu akhwat-akhwat yang bersedia menyebut nama ikhwan yang memikat hatinya :)
Terakhir ketemu ikhwan dan akhwat ini pas pemilu IA ITB kemarin. Tetap seorang ikhwan dan akhwat aktivis. Alhamdulillah.
Lain lagi ikhwan dan akhwat yang lain. Si ikhwan menyebut sebuah nama. Kemudian kami lobi supaya akhwatnya mau. Akhirnya mau.
Saat semua sudah setuju, sudah lamaran, menjelang nikah, si akhwat tiba-tiba meragu dan mundur.
Kemudian ikhwan ini menyebut nama lain, kita bantu, akhirnya menikah dengan akhwat ini. Dan akhwat yang mundur tadi juga sudah menikah dengan yang lain
Lain dengan ikhwan yang lain. Ikhwannya sahabat saya dan akhwatnya sahabat istri. Ikhwan dan akhwat sudah setuju, keluarga akhwat sudah setuju. Pas akhwat berkunjung ke keluarga ikhwan, ibunya ikhwan ini tidak setuju karena dianggap kurang cantik. Akhirnya prosesnya batal.  Alhamdulillah, tak lama kemudian. Akhwat menikah dengan yang lain, yang lebih shalih dar isi ikhwan tadi. Si ikhwan menikah dangan akhwat yang lebih cantik
Lain lagi dengan ikhwan yang lain, menyebut nama seorang akhwat, tapi sampai 7x bertemu ditolak terus. Akhirnya mengajukan akhwat lain, menikahlah. Ikhwan yg 7x ditolak ini, setelah menikah, bersyukur sekali menikah dangan istrinya sekarang dan tak menyesal karena tidak menikah dengan akhwat yang menolaknya.
Menjodohkan orang itu menyenangkan …
Menjodohkan orang, terutama binaan-binaan adalah hobi kami berdua, saya dan istri.
Slogan “akhwat menunggu, ikhwan meragu” sangat menghambat gerakan perlawanan ini, perlawanan terhadap budaya pacaran dan zina.
Ikhwan dan akhwat harus sama-sama pro aktif , meskipun cara pro aktifnya berbeda. Jangan kayak telenovela korea.
Acung jempol buat akhwat-akhwat yang pro aktif.
Akhwat yang meminta langsung ke ikhwan, ini jelas berat untuk seorang akhwat. Makanya kita bantu ngomongnya. [ ]
Sumber : http://hafidzary.wordpress.com

jika cinta 'katakan saja'

Ilustrasi. (inet)dakwatuna.com -

 Perjalanan hidup ini bukanlah perjalanan yang mudah untuk dilalui. Semua orang dewasa. Akan mengalami fase-fase dalam kehidupannya. Mulai dari balita, anak –anak, remaja dewasa hingga renta (jika Allah memanjangkan usianya).

 Dan setiap langkah perjalanan hidup, ada masa-masa sulit di mana masa pubertas menjadi masa yang sulit untuk dilalui. Tak terkecuali Yola. Seorang mahasiswi semester 1 di suatu perguruan tinggi negeri di Bandung.

Saat remaja yang lain sibuk dengan hura-hura, senang-senang, jalan-jalan yang menghabiskan masa remajanya. Justru Yola menjalani rutinitas yang berbeda. Kampus menjadi tujuan pertamanya, selain itu kegiatan-kegiatan yang mendukung dalam menambah ilmu, ia jalani dengan sabar dan ikhlas. Ini semua dilakukan semata-mata demi tujuan hidup yang sebenarnya. Bukankah Allah sudah mengatakan “tidak aku ciptakan jin dan manusia, melainkan untuk beribadah kepada ku.”

Satu kejadian yang pernah diceritakan kepadaku beberapa hari yang lalu. Ketika ia duduk di kelas bersama teman-teman. Seorang laki-laki yang selama ini ia kenal baik perilakunya, baik bicaranya, tiba-tiba mengatakan kalau ia ‘sayang’ kepada Yola. Ia berjanji, nanti ia akan menjadikan Yola sebagai pendamping hidupnya. Dan untuk saat ini, si laki-laki ingin mengenali Yola lebih dekat.
 Agar nantinya setelah ia yakin dengan perasaannya, dan tepat waktunya (sudah punya penghasilan yang cukup untuk membiayai keluarga, sudah selesai kuliah, sudah siap mental dan banyak lagi sudah-sudah yang lainnya) ia bisa datang untuk melamar Yola.


Aku menghela nafas sejenak menunggu cerita selanjutnya. Mencoba menebak apa jawaban dari hasil ‘gombalan’ si laki-laki. Ia melanjutkan cerita dengan ekspresi wajah sedih. Tidak seperti remaja lainnya. Berbunga-bunga dan bahagia ketika ada yang mengatakan cinta. Yola mencoba menguasai emosi agar tidak larut dengan perasaannya.
 Ia menangis, bukan karena bahagia. Bukan karena tidak suka ada yang mencintainya. Hanya saja dia merasa kecewa. Kecewa pada dirinya sendiri. Apa yang salah dengan dirinya, hingga perilakunya menimbulkan fitnah untuk si laki-laki. Hingga berani mengutarakan rasa yang belum saatnya.
 Dia tidak habis pikir, apakah si laki-laki itu tidak memikirkan apa konsekuensi yang akan terjadi setelah ia mengatakan rasa yang ia katakan itu adalah cinta. Bukan rasa cinta itu yang salah, tapi momen nya yang belum tepat. Belum saatnya. Jika memang ia merasa sayang dan mampu. Mengapa tidak temui saja orang tua ku, ucap Yola. Dan katakan yang sebenarnya. Agar cinta itu bukan hanya di kata. 
Tetapi cinta itu tampak ketika sudah ada komitmen. Jika belum ‘mampu’, berpuasalah dan berdoalah. Semoga Allah mempertemukan dengan jodoh yang shalih/shalihah. Tidak mudah memang, tapi seperti itulah adanya. 
Ketika cinta, ya harus berani untuk berkomitmen. Bukan mengumbar rasa yang tidak jelas ujungnya. Yang tidak pasti kelanjutannya. Dan aku menyambut akhir cerita nya dengan senyum termanis. Merasa semakin mencintai sahabat karibku. Begitu dewasanya ia, begitu bijaknya ia di usianya yang masih remaja.

Cinta
Cinta itu harusnya menginspirasi
Cinta itu harus menghidupkan
Cinta itu harusnya menguatkan
Cinta itu …..

Yach… selalu sulit mengungkapkan makna cinta sebenarnya. Hanya yang sedang mencintailah yang mampu mengungkapkannya. Walaupun terkadang ungkapan yang dilontarkan dan diekspresikan berlebihan. Sehingga membuat berkurang nya esensi cinta yang sebenarnya. Seperti kalimat seorang penulis, “cinta itu jangan sering diumbar, karena ia akan menjadi hambar” (Tere Liye).

Banyak sekali kita jumpai remaja yang katanya sedang ‘dimabuk’ cinta. Jangankan yang sudah beranjak dewasa. Anak- anak tingkatan sekolah dasar pun mulai memasuki masa yang sebenarnya mereka belum pantas mengatakan cinta… 

ketika berteman, atau bertemu dengan lawan jenis, kemudian dekat dan tertarik karena kekaguman seseorang. Mereka dengan mudah mengatakan bahwa mereka sedang jatuh cinta.
Semoga bermanfaat, wallahu’alam.

Telegram-Button

buku tamu

hubungi kami

untuk servis maupun jasa pasang dapat menghubungi kontak

admin : fery sumanto

telp. : 0821-3566-2249
wa : 0821-3566-2249

Popular Posts

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.