"Ketika merindukan seseorang, siapapun seolah menjadi sosoknya, suara apapun seolah suaranya, bayangan apapun seperti bayanganya. Terkadang orang jatuh cinta menjadi terbodoh dari yang paling bodoh dan menjadi terpintar diantara yang paling pintar."
“Kadangkala, bertemu dengan seseorang yang kita kagumi menarik kita ke dunianya yang tak pernah kita sentuh sebelumnya. Kadang, kita menjadi sepertinya dan menjadi apa yang ia ingin, agar membuat ia merasa senang. Padahal ‘mungkin’ jauh dalam jiwanya ia ingin sesuatu yang berbeda dari dirinya untuk memperkaya bathin hidupnya dan rasa jiwanya”
"Keterpesonaanku yang menggebu tak serta merta membuat mata bathinku menjadi buta. Karena pikiran jiwa bisa menjadi logis pada waktunya, akibat tempaan cobaan dan sandungan problema, ia bisa menjadi dewasa. Meski mata fisik menjadi butapun, ku yakin mata bathin dapat melihat kebenaran meski diselimuti awan kebingungan sekalipun"
“Sekian lama aku mengeja rasa ini. Saat itu aku tak bisa membacanya. Hingga sampai hari ini bukan aku lagi yang mengejanya, tapi ia yang membacakannya untukku. Ternyata ini adalah rasa akan harapan kosong yang telah nyata di hadapanku. Kini, aku mengerti bahwa tidak perlu mengeja rasa, jika akhirnya tersakiti. Harusnya kusimpan saja rasa ini rapat-rapat tanpa seorangpun tau, kecuali DIA”
Saya
terkejut, tenggorokan terasa tercekat. Sesaat tubuh gemetar, tanpa
sebab. Tulisan ini milik siapa? tertuju untuk siapa, ukhti? Siapa yang
sedang dan dalam perasaan seperti terlukiskan dalam catatan itu?
Saya
berusaha mengumpul kata sebaik-baiknya, agar ia tak merasa di
introgasi. Mencoba meredam emosi sesaat untuk tidak menanyakan langsung
padanya. Sebuah kepayahan saat diri yang mengaku sebagai Da'i
berkomat-kamit meluruskan hal seperti ini mengenai rasa, cinta,
dan......! Tapi orang terdekat pun tak mampu terjaga dari "mengeja
rasa".
Ada
perubahan yang tidak Saya tahu pada dirimu, ukhti. Sungguh! Kau adalah
bagian dari cerita yang terlukis indah dalam perjalanan persaudaraan
ini. Kehadiranmu menjadi pelengkap potongan puzzle saat Saya baru
mengenal Indahnya Islam. Tapi kini.......? Entahlah! Semoga Allah tetap
menjagamu.
Cinta?
Sungguh bahasan yang tiada pernah akan habis topiknya. Apapun,
bagaimanapun, dalam keadaan apapun. Orang yang Allah tumbuhi rasa cinta
seperti rasa yang dipenuhi dengan bunga.
Ada masa dimana seseorang membutuhkan oranglain saat melangkah, memerlukan kawan meniti jalan keridho'an Illahi. Saya paham, saya sadari itu. Sebuah penantian panjang, untukmu, untuk Saya juga saudara/i yang belum menggenapkan Dien. Benarkah harus cinta seperti ini yang kita rasa?
Detik panjang merupakan saat melelahkan sekaligus menegangkan, untukmu, untuk Saya juga saudara/i yang belum menggenapkan Dien.
Riak-Riak
rasa yang "membelenggu hatimu" pun akan mekar menjadi bunga. Bunga
rindu yang berpadu dengan cinta, kian hari-kian menggebu. Begitulah kau
mengungkapkannya.
Saya
merasa sangat malu. Malu kepada Allah, karena tanpa sadar tanpa izin
telah membaca "ungkapan hati" yang kau torehkan untuknya. Saya malu.
Malu sekali. Malu kepada Allah dan Rosul-Nya. Malu atas segala
kelonggaran menjaga kesucian diri dan agama.
"Bunga tepelihara harusnya terjaga di tempat yang terpelihara, untuk yang terpelihara. Bilakah harus bermekaran bunga itu cukuplah Allah yang menjaganya, rahasia rasa yang selalu dan akan selalu tersembunyi dalam diri tanpa perlu kau mengungkapkannya."
Cinta
adalah kekuatan ruhiyah yang terbangun, tercipta dengan kokoh, tumbuh
untuk terus membangkitkan semangat yang menggelorakan jihad. Cinta
adalah menumbuhkan jiwa-jiwa pemberani, mencairkan hati-hati yang beku
dan mengungkapkan rasa malas. Diri ini tergantung ke mana cinta itu
disandarkan. Apakah pada nafsu? ataukah pada Yang Memiliki Cinta, Allah
SWT.
Bilakah harus jatuh cinta, semoga cinta tak akan jadi bencana.
Wallahu a'lam Bish Shawab.
La Illaha illa Anta, subhanakan inni kuntu minazh-zhalimin.
Rabbana zhalamna anfusana wa illam taghfirlana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin.
—La Illaha illa Anta, subhanakan inni kuntu minazh-zhalimin.
Rabbana zhalamna anfusana wa illam taghfirlana wa tarhamna lanakunanna minal khasirin.
Sebagai KADO CINTA untukmu yang berada di sana.
0 komentar:
Posting Komentar